Ciriciri Syair Pantun : Tambahan makna sebagai sebuah satu kesatuan setiap baitnya. Setiap baris dalam syair ialah isi, setiap syair tidak ada lampiran. Setiap baris syair berjumlah 8 suku kata hinga 12 suku kata setiap barisnya. Setiap isi syair adalah nasihat, dongeng, cerita, maupun petuah.
Di bawah ini terdapat sinopsis cerita dongeng tentang pohon Ara dan pohon Mangga Pohon yang Sombong yaitu“Pada sebuah hutan yang rimbun hidup berdampingan pohon Ara dan pohon Mangga. Kedua pohon tersebut memiliki sifat yang bertolak belakang. Pohon Mangga memiliki sifat baik, ramah dan suka menolong serta berbagi sehingga dahan, daun dan batangnya dijadikan tempat tinggal, tempat singgah atau berteduh bagi hewan seperti burung, lebah maupun hewan lainnya. Pohon Mangga hidupnya sangat bahagia dan selalu dikelilingi pohon, burung, lebah dan hewan lain untuk bernyanyi dan bersenandung dengan riang. Bahkan anginpun ikut pohon Ara yang memiliki keistimewaan karena memiliki daun yang rimbun dan hijau serta batang yang paling tinggi diantara pohon lainnya karena keistimewaannya, pohon Ara menjadi sombong. Tidak ada satu hewanpun yang boleh singgah apalagi membuat rumah bahkan sang anginpun dilarang bertiup karena takut merusak ranting, dahan dan daunnya yang rimbun. Sang angin sempat menasehatinya untuk berbuat baik terhadap pohon dan hewan yang ada di hutan. Namun nasehat tersebut tidak suatu hari dua orang pembalak kayu berniat mau menebang pohon Mangga, namun segerombolan lebah menyerang kedua pembalak tersebut dan membuat mengurunkan niatnya dan akhirnya mengalihkan perhatiannya ke pohon Ara. Melihat aksi kedua pembalak liar yang mulai menebang pohon Ara, pohon Mangga memerintahkan lebah yang tinggal di pohonnya untuk menyelamatkan pohon Ara. Kawanan lebah yang tadi telah menolong pohon Mangga segera menyerang liar yang akhirnya berteriak histeris dan berlari meninggalkan Ara merasa malu terhadap lebah yang dulunya ditolaknya untuk membuat rumah serta menyesal telah bersikap sombong dan cuek terhadap pohon Mangga, burung, angina, pohon dan hewan lainnya. Pohon Ara menangis dan meminta maaf kepada mereka semua. Sejak itu pohon Ara berubah menjadi baik dan ramah terhadap pohon dan hewan lainnya."PembahasanPengertian sinopsisSinopsis adalah ringkasan dalam bentuk garis besar sebuah naskah atau tulisan yang menggambarkan isi secara SinopsisSebagai gambaran terhadap isi yang sedang dibahas penulis yang memudahkan pembaca untuk mengetahui ide dan konsep cerita yang ada di SinopsisAlur cerita dibuat ringkas dan disusun sesuai urutan dari awal sampai akhir bahasa yang persuasif dan mengajak calon pembaca untuk tertarik membaca atau membeli konflik yang disaji dalam bentuk ringkas, jelas dan penuh detail untuk memancing minat calon pembaca memiliki rasa penasaran terhadap isi Lebih LanjutMateri tentang pengertian sinopsis tentang unsur sinopsis tentang contoh sinopsis JawabanKelas 8Mapel Bahasa IndonesiaBab 5 – Membaca CerpenKode
Monyetpun diberi tahu lagi oleh jerapah pohon mangga namun buah nya enggak matang, masih muda, dan rasanya sangat asem. Dilahab lagi oleh si Monyet, akhirnya dia sakit perut. Singkat saja dongeng nya karena kita akan langsung mencari tahu jawaban pesan dalam dongeng mencari pohon buah. Monyet Sakit Perut
Ada beragam cerita dongeng tentang tumbuhan yang menarik tuk kamu baca. Salah satunya adalah dongeng Akar dan Anak Daun yang kisahnya telah kami paparkan di artikel ini. Yuk, baca langsung saja! Selain menonton film dan bermain game, membaca dongeng juga bisa kamu jadikan pilihan kegiatan untuk mengisi waktu luang. Bila ingin membaca dongeng anak tentang tumbuhan, kamu bisa membaca cerita Akar dan singkat, dongeng ini mengisahkan tentang sebuah pohon yang teramat rindang di padang rumput. Lalu, ada seorang Daun yang mengatakan bahwa pohon tersebut sangatlah rindang berkat konflik seperti apakah yang terjadi di artikel ini? Daripada penasaran, mending simak langsung saja dongeng anak tentang Akar dan Daun beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca! Pada zaman dahulu, di sebuah padang rumput yang sangat panas, ada sebuah pohon yang tumbuh rindang dan sangat cantik. Pohon itu mempunyai dedaunan yang lebat dan berwarna hijau muda. Tak ayal bila banyak hewan yang sering berteduh di bawah pohon tersebut. Burung-burung pun merasa senang dan berkicau merdu saat bertengger di dahan pohon tersebut. “Wah, berkat pohon ini, aku bisa merasakan kesejukan di padang rumput yang sangat gersang ini. Dedaanannya sangatlah rimbun, membuat angin berhembus sejuk,” ucap salah satu burung yang sedang berteduh. Mendengar ucapan itu, seorang Daun pun menyombongkan dirinya, “Tentu saja pohon ini rindang. Lihatlah aku dan saudara-saudaraku, hijau dan rimbun. Tanpa kami, pohon ini tidak ada apa-apanya.” “Pohon ini akan kering dan gersang bila tak ada kami. Karena itulah, kamu harus berterima kasih padaku karena telah melindungi pohon ini sehingga jadi hijau dan menyejukkan,” ucap Daun pada burung. “Umm, benar katamu, Daun. Tapi, kamu tak seharusnya menyombongkan diri. Aku yakin tanpa Akar, dirimu tak akan bisa sehijau ini,” ucap burung sambil terbang meninggalkan pohon itu. “Akar? Akar kan di dalam tanah. Mana mungkin ia berperan penting dalam menghijaukan pohon ini. Dasar burung tak tak tahu terima kasih,” ucap Daun. Usaha dan Kerja Keras yang Tak Nampak “Apa yang burung tadi katakan benar, Daun muda. Aku tahu, kamu ada di atas dan menyejukkan pohon, tapi tanpaku, kamu tak akan bisa bertahan segar. Kau tak boleh sombong,” kata suara di dalam tanah. “Suara siapa itu?” tanya Daun merasa bingung. “Ini aku, Akar. Kamu tak akan bisa melihatku, karena aku berada di dalam tanah,” jawab suara itu. “Hmm, apa yang kau lakukan di dalam tanah? Dan apa maksudmu kalau aku tak bisa hidup tanpa kamu?” tanya Daun penasaran. “Aku berada di bawah tanah untuk mencari air untukmu. Sehingga, kamu bisa tetap segar dan sejuk. Kami memang tinggal di dalam tanah yang kotor, tapi saat kami sangatlah kuat. Saat musim berganti, kami tetap bertahan. Kalau aku tak bertahan, pohon ini akan mati, begitu pun dengan dirimu,” ucap Akar menasehati Daun. Daun itu terdiam mendengar nasihat dari Akar. Ia sadar selama ini Akar telah berjasa banyak untuk pohon ini dan dirinya. “Akar, aku minta maaf karena telah sombong. Aku tak tahu bila tanpamu, pohon ini dan aku akan mati,” ucap Daun menyesal. “Tak mengapa, Daun. Aku hanya ingin kau tidak sombong,” ucap Akar. Mereka pun bersahabat dengan baik dan kerap mengobrol. Pohon itu pun semakin hari semakin tampak rimbun dan rindang sehingga banyak hewan-hewan yang berdatangan. Baca juga Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang Unsur Intrinsik Usai membaca dongeng anak Akar dan Daun yang sombong. Mungkin, kamu jadi penasaran dengan unsur intrinsiknya. Nah, daripada penasaran, mending kamu langsung saja baca ulasan singkatnya di artikel ini; 1. Tema Tema atau inti cerita dongeng anak tentang Akar dan Daun adalah tentang kesombongan. Daun merasa dirinyalah yang paling berjasa dalam membuat pohon menjadi rimbun dan rindang. Padahal, rimbunnya pohon dan hijaunya daun tak lepas dari kerja keras akar yang mencari air untuk mereka bertahan hidup. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada dua tokoh utama dalam dongeng ini, yaitu Akar dan Daun. Tokoh antagonisnya adalah Daun. Ia memiliki sifat yang sombong. Sementara akar memiliki sifat bijaksana dan pemaaf. Meski selama ini berjasa besar dalam membuat pohon menjadi rindang, ia tak pernah menyombongkan dirinya. Ia juga dengan mudah memaafkan Daun yang selama ini sombong dan tak menganggapnya ada. 3. Latar Ada dua latar tempat yang digunakan cerita dongeng ini, yaitu di sebuah padang rumput dan di dalam tanah tempat akar berada. Sementara setting waktu yang digunakan adalah pagi dan siang. 4. Alur Cerita dongeng anak Akar dan Daun memiliki alur maju atau progresif. Cerita berawal dari seekor burung yang merasa senang saat sedang bertengger di sebuah pohon rimbun. Lalu, Daun yang sombong dari pohon itu berkata bila dirinyalah yang membuat pohon tersebut tampak rindang dan menyejukkan. Kesal dengan kesombongan Daun, Burung pun mengatakan kalau pohon yang rindang itu karena kerja keras dari akar. Setelah burung pergi, dari dalam tanah, Akar berkata bila perkataan burung tersebut memang benar. Selama ini, dirinyalah yang berjuang mencari air agar pohon dapat tumbuh dengan baik. Tanpa air yang ia dapatkan, bisa saja pohon dan daun tak bisa hidup dengan segar. Daun lalu meyadari tak seharusnya ia bersikap sombong. Kehebatannya tak sebanding dengan perjuangan akar yang selama ini mencari air agar pohon tetap hidup. Lalu, ia pun meminta maaf dan berterima kasih pada akar karena selama ini ia telah bekerja keras. 5. Pesan Moral Apa sajakah pesan moral yang terkandung dalam cerita dongeng anak Daun dan Akar ini? Pertama, jangan jadi orang yang sombong. Ingatlah pepatah di atas langit masih ada langit. Ketika kamu merasa hebat atau pandai, masih ada orang lain yang lebih hebat atau pandai darimu. Lalu, jadilah seperti Akar yang bijak dan tak banyak bicara. Meski selama ini bekerja keras untuk mendapatkan air, ia tak pernah berkoar-koar dan menyombongkan dirinya. Tak hanya bijak, Akar juga pemaaf. Ia dengan mudah memaafkan Daun yang selama ini tak menganggap usaha dan kerja kerasanya. Selain unsur instrinsik, cerita dongeng ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Kota Pandeglang dan Ulasan Lengkapnya, Sebuah Pelajaran Untuk Tidak Serakah dan Iri Hati Fakta Menarik Nah, sebelum mengakhiri artikel ini, ada baiknya kamu membaca fakta menariknya dulu. Apa sajakah itu? Berikut ulasan singkatnya; 1. Diadaptasi Dari Dongeng Aesop Potret Aesop Sumber Wikimedia Commons Mungkin kamu masih belum familier dengan Aesop. Ia adalah pengarang cerita yang berasal dari Yunani. Ceritanya terkenal penuh dengan pelajaran tentang kehidupan, seperti contohnya dongeng anak Akar dan Daun ini. Dongeng lain yang tak kalah populer karya Aesop adalah Kelinci dan Kura-Kura, Serigala dan Domba Muda, Singa dan Tikus, serta masih banyak lagi. Kamu tentu sudah familier dengan cerita-cerita tersebut, kan? 2. Banyak Tayangan Animasi yang Mengangkat Kisah Ini Karena memiliki kisah yang menarik dan sarat akan pesan moral, banyak video animasi yang mengangkat dongeng ini. Kamu bisa melihatnya langsung di youtube. Dengan animasi yang menarik, pasti akan sangat disukai oleh anak-anak. Baca juga Legenda Rangkayo Hitam dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Raja yang Memperjuangkan Kesejahteraan Kerajaan Jambi Bagikan Dongeng Anak Akar dan Daun ke Teman-Temanmu Demikianlah cerita dongeng anak Akar dan Daun beserta ulasan lengkap seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan dongeng ini? Kalau suka, bagikan dongeng ini ke teman-temanmu, ya! Teruntuk yang pengen baca dongeng lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena. Kalau pengen baca cerita rakyat Nusantara, tenang saja, kami punya beberapa kisahnya. Beberapa di antaranya adalah legenda Putri Pinang Masak dari Jambi, cerita rakyat Hantuen dari Kalimantan Tengah, kisah Tambun Bungai dari Dayak, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Manusiadan Pendidikan. Written By Polaris Institute on Selasa, 15 Mei 2012 | 05.11. Oleh: Udin Petoto. 21.00, Senin 20/20/2012. Lahirnya Agama Kristen. Katedral Di Jakarta. Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada masa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hari itu serombongan anak Taman Kanak Kanak TK bersama seorang guru baru turun dari sebuah bus. Sang Guru mengajak beberapa murid-muridnya untuk berjalan-jalan di hutan terdekat untuk menjelaskan pada mereka tentang kehidupan pohon."Pohon sebagaimana kita hidup," jelas guru, ia berhenti di dekat sebuah pohon pinus besar. "Pohon makan, bekerja, bernapas dan tidur. Pohon dapat merasakan dan bahkan berbicara, tetapi dengan cara dia sendiri."Anak-anak dengan penuh perhatian mendengarkan cerita guru, kecuali tiga anak laki-laki. Bagi mereka cerita semacam ini sama sekali tidak menarik. Perlahan-lahan mereka menjauh, dan berusaha untuk tidak terlihat. Mereka berhasil menyelinap ke ke lebatnya hutan. "Tidak mungkin, Bu Gru pasti menagada-ada! Saya tidak akan pernah percaya bahwa pohon-pohon itu hidup dan bisa merasa," kata anak lelaki pertama mencela. Dengan kata-kata ini, dia seakan-akan berusaha untuk membuktikan pendapatnya, ia melompat dan menangkap dahan pohon tanjung. Dia mulai berayun di dahan, maju dan mundur sampai putus cabang dengan suara patahan yang keras."Tentu saja itu bohong," tawa anak laki-laki kedua . "Pohon tidak bisa bicara! Lihat, pohon tanjung tidak mengatakan apa-apa saat kamu memutuskan cabang itu sekarang. Sekarang aku akan mengukir sesuatu dengan sebuah pisau di kulit kayu itu. Mungkin pohon ini akan menulis sesuatu sebagai jawaban?" ia terus tertawa."Dan aku tidak percaya bahwa pohon dapat bernapas. Mereka tidak memiliki paru-paru" tambah anak ketiga, mendukung teman-temannya. "Di sini,kemarilah lihat sebentar Pohon Beringin besar yang tumbuh di sana," ia mulai berlari mengelilingi pohon Beringin, menendang itu seperti yang mereka lakukan begitu sambil bernyanyi riang "Hei, kau pohon Beringin tua - beritahu kami namamu."Tiba-tiba semua anak laki-laki merasa seolah-olah ada sesuatu telah menangkap mereka dan mengangkat mereka tinggi-tingi di atas tanah."Oh, apa yang terjadi?" - Teriak anak-anak ketakutan. Pohon Beringin menjawab, dengan cabang-cabangnya berdesir dan suara menggelegar yang membuat anak-anak gemetar ketakutan. 1 2 3 4 Lihat Dongeng Selengkapnya
CiriKlasifikasi dan Jenisnya. Cara pohon kelapa melindungi diri dan buahnya yaitu dengan bentuk pohon yang tinggi dan tidak memiliki ranting jadi sudah untuk dipanjat kemduain buahnya juga dilengkapi dengan cangkang keras dan berlapis. 5 Apk Atau Aplikasi Untuk Edit Foto Berbingkai Membuat Anda Lebih Cantik June 12 2018.
› Nusantara›Imajinasi Anak akan Kebaikan... Dongeng dan permainan di Kampung Dongeng Intan Kalsel membawa anak-anak masuk ke dalam dunianya untuk belajar nilai-nilai kebaikan agar segala hal yang baik tertanam sejak dini. KOMPAS/JUMARTO YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya menyimak dongeng yang dibawakan oleh Bunda Enik dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Kampung Dongeng di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menjadi tempat wisata imajinasi anak. Lewat dongeng dan permainan, anak-anak dibawa masuk ke dalam dunianya untuk belajar nilai-nilai kebaikan agar segala hal yang baik tertanam sejak Mintarsih 50, yang akrab disapa Bunda Enik, maju dengan membawa boneka dan duduk di hadapan anak-anak, Minggu 19/2/2023. Ketua Kampung Dongeng Intan Kalsel itu menyapa anak-anak yang berkumpul di ”base camp” dalam rangka mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria di Jalan Kampung Baru, Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar. Bunda Enik meminta anak-anak duduk manis dan tenang karena ia dan Nunung Salma, boneka yang dibawanya, akan mendongeng. Judul dongengnya adalah Pohon Kebaikan. Kisahnya tentang pohon ara yang sombong dan pohon mangga yang baik di hutan ibu kota negara IKN ara tidak sudi ketika ratu lebah dan kawanannya mau bersarang. Akhirnya, ratu lebah dan kawanannya bersarang di pohon mangga. Beberapa waktu kemudian, pohon ara justru meminta pertolongan ratu lebah karena ia mau ditebang. Karena kasihan dan tidak ingin hutan IKN gundul, ratu lebah pun mengusir para penebang yang sudah siap menebang pohon mendongeng, Bunda Enik bertanya, ”Apa judul dongeng tadi?” Seorang anak perempuan maju dan menjawab dengan tepat. ”Pohon kebaikan,” jawabnya. Setelah itu, maju lagi seorang anak perempuan untuk menjawab pertanyaan, pohon apa saja yang ada di hutan. ”Pohon ara dan pohon mangga,” jawabnya dengan suara YULIANUSSeorang anak maju untuk menjawab pertanyaan setelah mendengar dongeng yang dibawakan Bunda Enik dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023.”Pohon ara itu sombong. Boleh enggak kita sombong?” tanya Bunda Enik. ”Enggak boleh,” jawab anak-anak serempak. ”Kenapa enggak boleh sombong?” tanya Bunda Enik lagi. ”Itu tidak baik,” jawab mendengarkan dongeng, anak-anak dihibur dengan pertunjukan sulap. Anak-anak bersama orangtuanya kemudian diajak untuk melakukan gerakan pencairan suasana ice breaking, meniup balon, dan bermain menuturkan, Kado Pekan Ceria merupakan kegiatan rutin Kampung Dongeng Intan Kalsel sejak 2014. Kegiatan ini diadakan sebulan sekali di ”base camp” Kampung Dongeng, terbuka untuk semua anak, dan tidak dipungut biaya atau gratis. Namun, kegiatan tersebut sempat ditiadakan selama dua tahun karena situasi pandemi Covid-19.”Kegiatan Kado Pekan Ceria diaktifkan kembali setelah pandemi mereda. Tema kegiatan bulan Februari ini adalah lingkungan,” juga Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan KalselDi samping mendengarkan dongeng tentang pohon kebaikan, dalam kegiatan kali ini, anak-anak juga diajak bermain balon bersama orangtuanya. Menurut Enik, permainan balon itu tidak hanya untuk seru-seruan, tetapi juga untuk menghilangkan trauma anak ataupun orangtuanya pada bunyi letusan atau ledakan balon.”Kampung Dongeng ini adalah tempat anak-anak untuk bermain. Orangtuanya juga diajak bermain supaya anak-anak punya kesan baik dan mendalam bahwa ayah dan bundanya sangat peduli dengan mereka,” YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya bermain balon dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023.Sahabat anakEnik menjelaskan, Kampung Dongeng Intan Kalsel merupakan kampung dongeng pertama di Kalsel, yang diresmikan pada 4 Mei 2014. Kampung Dongeng ini merupakan salah satu dari puluhan cabang Kampung Dongeng di Indonesia, yang digagas oleh Kak Awam atau Moch Awam Prakoso.”Setahun sebelum Kampung Dongeng Intan Kalsel diresmikan oleh Kak Awam, kegiatan kami sudah berjalan. Setidaknya, kami bergerak duluan. Jadi, tidak mesti dibuka dulu baru bergerak,” Dongeng Intan Kalsel memiliki visi menjadi sahabat yang secara terus-menerus memberikan bimbingan kepada anak-anak sesuai dengan tahapan usianya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah dan optimal dengan segala potensi yang dimiliki setiap YULIANUSAnak-anak menonton pertunjukan sulap dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Menurut Enik, ada 15 sukarelawan dongeng yang bersama-sama dengannya siap mendongeng untuk anak-anak. Mereka rutin melaksanakan dongeng pekan ceria, dongeng keliling kampung, dan dongeng peduli. Dalam suatu kegiatan, tentu tidak semuanya mendongeng, tetapi ada yang bermain sulap, memimpin gerakan ice breaking dan permainan, serta mendokumentasikan kegiatan.”Dalam kegiatan Kado Pekan Ceria, kami juga selalu memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tampil. Tidak hanya untuk mendongeng, tetapi terbuka lebar kesempatan kepada anak-anak untuk tampil dengan kreasi apa saja,” juga Melestarikan Dongeng, Merawat PeradabanKegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel berlangsung selama 2 jam, dari pukul sampai Wita. Karena itu, Bunda Enik berharap dongeng dan permainan yang dilakukan dalam pertemuan singkat di Kampung Dongeng bisa dilanjutkan di rumah masing-masing.”Setidaknya, saya mengajak semua orangtua untuk kembali mendongeng kepada anaknya dan bermain bersama anaknya di rumah masing-masing. Luangkan waktu untuk itu meskipun ada kesibukan,” YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya bermain balon dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Sangat positifMenurut Hendra 35, warga Sungai Sipai, Martapura, kegiatan di Kampung Dongeng Intan Kalsel sangat positif untuk pendidikan anak. Karena itu, ia bersama istri hampir tidak pernah absen membawa kedua anaknya, laki-laki berusia 4 tahun dan perempuan berusia 7 tahun, untuk mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria.”Anak kami yang pertama, dari usia 2 tahun, sudah ikut kegiatan di Kampung Dongeng. Di sini anak bisa bermain dan belajar bersosialisasi dengan anak-anak lain. Untuk sementara, mereka bisa lepas dari gawai gadget,” mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria, Hendra dan istri baru mengajak kedua anaknya jalan-jalan atau rekreasi keluarga. Mereka bisa pergi ke mal, tempat wisata, ataupun kondangan. ”Sebagai orang tua, kami merasa tempat bermain anak, seperti Kampung Dongeng, sangat dibutuhkan di masa kini,” juga Dongeng, Tradisi Lisan Sejuta ManfaatHM Makky 35, warga Landasan Ulin, Banjarbaru juga rutin membawa dua anaknya, perempuan berusia 3 tahun dan laki-laki berusia 6 tahun, mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel. Dari rumah ke lokasi kegiatan, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit.”Kegiatan di Kampung Dongeng sangat bagus untuk melatih motorik kasar dan motorik halus pada anak. Sejak dini, anak-anak juga belajar bersosialisasi, tampil percaya diri, dan dilatih untuk mandiri,” kata guru Sekolah Dasar SD Islam Creative Banjarbaru dongeng, anak-anak pun mendapatkan keceriaan bersama keluarga mereka. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM
MenanamPohon Mangga Red Ivory Dalam Pot atau Tabulampot Mangga Red Ivory dapat menjadi salah satu alternatif selain menanam langsung di tanah. Bibit Mangga sangat mudah tumbuh dan beradaptasi di dataran tinggi maupun rendah, sehingga perawatannya relatif sangat mudah. Bagi anda yang berminat untuk membudidayakannya dan membutuhkan bibit pohon
Pohon Ara merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling sering disebutkan di dalam Alkitab. Pohon ara adalah tanaman asli Asia Barat Daya, Israel, Siria, dan Mesir, serta terkenal karena umurnya yang sangat panjang. Meskipun tumbuh liar, pohon ini perlu dibudidayakan untuk memperoleh hasil yang baik hingga cukup mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, bahkan tumbuh dengan baik di tanah yang berbatu-batu. Tingginya dapat mencapai kira-kira 9 m, dengan diameter batang kira-kira 0,6 m, dan memiliki cabang-cabang yang melebar. Meskipun khususnya dianggap berharga karena buahnya, pohon ini juga sangat bernilai karena menjadi penaungan yang baik. Pohon ara pertama kali disebutkan sewaktu Adam dan Hawa menyemat daun-daunnya untuk dijadikan penutup pinggang. Kej 37 Lalu terbukalah mata mereka, dan mereka sadar bahwa mereka telanjang. Jadi, mereka menjalin daun-daun ara untuk menutupi pinggang mereka. Ada banyak ayat alkitab yang menulis mengenai pohon Ara, misalnya Hakim-Hakim 911, Bilangan 20 5, Mazmur 10533, dan ayat –ayat lainya. Salah satu ayat alkitab yang paling terkenal mengenai Pohon ara adalah di mana Yesus mengutuk salah satu Pohon Ara pada Markus 11 12 -14. Markus 11 12 -14 12 Besoknya, ketika mereka berangkat dari Betani, dia merasa lapar. 13 Dari jauh, dia melihat pohon ara yang memiliki daun-daun, dan dia pergi ke situ untuk melihat apakah pohon itu ada buahnya. Tapi ketika sampai di pohon itu, dia tidak menemukan apa-apa selain daun, karena saat itu bukan musim buah ara. 14 Maka dia berkata kepada pohon itu, ”Tidak akan ada yang makan buahmu lagi.” Mengapa Yesus mengutuk pohon ara walaupun Yesus tahu bahwa Dia tidak dapat menemukan buah ara? Dalam kejadian ini, Kristus ingin memberikan pelajaran kepada para murid. Kalau kita melihat secara literal, maka kita tidak mendapatkan pengertian apapun, karena memang secara alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya, dan oleh karena itu tidak dapat dipersalahkan. Namun, dalam kejadian ini Yesus ingin menegaskan kembali tentang orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik. Hal ini ditegaskan di dalam Lukas 136-9, yang mengatakan “6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!“ Dapat dikatakan bahwa hal ini dimaksudkan untuk memacu kita sebagai murid Kristus untuk dapat menghasilkan buah-buah yang baik. Kita yang telah diberi bermacam-macam talenta oleh Yesus harus bisa menggunakannya untuk memuliakan Nama-Nya. Manfaat Pohon Ara Umumnya buahnya dapat dikonsumsi dengan baik tanpa pengolahan maupun dengan pengolahan. Di beberapa daerah sekitar Israel, daun pohon ara juga digunakan sebagai alat pembungkus makanan karena berukuran cukup lebar. Buah ara terasa manis. Umumnya buah ara diolah dengan cara dikeringkan karena dipercaya mengandung kadar gula alami yang tinggi, kalsium, zat besi dan tembaga. Itu sebabnya buah ara ini berguna untuk menyembuhkan beberapa penyakit mematikan seperti kanker, kolesterol dan meningkatkan sistem imun.
Denganrasa syukur ke hadirat Sang Maha Hidup, Sang Maha Pemberi, buku antologi puisi karya Penyair Diah Hadaning bertajuk, "700 Puisi Pilihan Perempuan yang Mencari" akhirnya sukses diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis, 7/5/2010. Rasa syukur itu bertambah-tambah dengan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Palti Hutabarat No. Peserta 171 Alkisah di suatu negeri tumbuhan, tinggalah dua pohon yang bersahabat dekat. Sejak kecil mereka bermain bersama setiap harinya. Ya, Pohon Tomat dan Pohon Mangga bersahabat dekat. Mereka bukan hanya bermain bersama, tetapi juga sering saling curhat tentang keadaan masing-masing. Setelah mereka betumbuh, Pohon Tomat dan Pohon Mangga tidak bisa bermain bersama-sama lagi. Hal ini dikarenakan Pohon Tomat tidak bisa mengikuti pertumbuhan Pohon Mangga. Pohon Tomat yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga akhirnya merasa minder melihat dirinya. Perbedaan tinggi dan besar Pohon Tomat dan Pohon Mangga membuat persahabatan mereka menjadi renggang. Pohon Tomat tidak bisa menerima keadaannya yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga. Dia merasa bahwa Tuhan tidak adil. Dia ingin tinggi dan besar seperti Mangga. Pada suatu hari Tomat bangun dan menyadari ada yang berubah dalam tubuhnya. Dia pun melihat bahwa ternyata dia sudah berbuah. Ada buah-buah kecil yang tumbuh di ujung ranting-rantingnya. Pohon Tomat dengan bangganya menemui Pohon Mangga dan memamerkan buahnya. Pohon Mangga yang memang belum waktunya berbuah pun iri dengan buah yang tumbuh di Pohon Tomat. Pohon Mangga sedih karena dia tidak memiliki buah. Kesedihan yang akhirnya membuat dia mengurung diri. Hari berganti hari, Pohon Tomat akhirnya berbuah dengan lebatnya. Pohon Mangga yang melihat di kejauhan tetap dalam kesedihannya. Dia hanya meratap nasibnya yang tidak memiliki buah. Dia masih berharap bisa cepat memiliki buah supaya bisa pamer dengan Pohon Tomat. Akhirnya Pohon Tomat memiliki buah yang ranum dan siap dipetik. Akhirnya buah di Pohon Tomat dipetik oleh manusia tanpa meninggalkan satu buah pun. Pohon Tomat dengan bangga merasa senang bahwa dirinya telah memberikan manfaat bagi manusia. Pohon Mangga yang masih mengurung diri di kamar tiba-tiba mendengar berita yang menyedihkan. Pohon Tomat yang adalah sahabat karibnya telah mati. Pohon Mangga yang penasaran akhirnya bertanya kepada Pohon Beringin Tua, pohon tua yang bijaksana. Usia pohon ini sudah ratusan tahun dan punya pengetahuan yang luas. "Pohon Tomat memang cepat menghasilkan buah. Namun, usianya hanya sampai dia berbuah. Setelah dipanen buah-buahnya, maka Pohon Tomat akan mati. Usianya tidak lebih dari 5 bulan." Kata Pohon Beringin Tua menjawab pertanyaan Pohon Mangga. "Lalu mengapa aku belum berbuah juga?? Tanya Pohon Mangga penasaran. 1 2 Lihat Dongeng Selengkapnya
Beberapatahun lalu dia masih tampil di Seri C dan dengan kerja kerasnya dia kini bak hidup di kisah dongeng. Semuanya akan semakin terang untuk dia," puji Conte, seperti dilansir Football Itallia.
0% found this document useful 0 votes2K views4 pagesDescriptionKisah Dongeng Pohon Tomat dan pohon ManggaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2K views4 pagesKisah Pohon Tomat Dan Pohon ManggaJump to Page You are on page 1of 4 Kisah Pohon Tomat dan Pohon Mangga Alkisah di suatu negeri tumbuhan, tinggalah dua pohon yang bersahabat dekat. Sejak kecil mereka bermain bersama setiap harinya. Ya, Pohon Tomat dan Pohon Mangga bersahabat dekat. Mereka bukan hanya bermain bersama, tetapi juga sering saling curhat tentang keadaan masing-masing. Setelah mereka betumbuh, Pohon Tomat dan Pohon Mangga tidak bisa bermain bersama-sama lagi. Hal ini dikarenakan Pohon Tomat tidak bisa mengikuti pertumbuhan Pohon Mangga. Pohon Tomat yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga akhirnya merasa minder melihat dirinya. Perbedaan tinggi dan besar Pohon Tomat dan Pohon Mangga membuat persahabatan mereka menjadi renggang. Pohon Tomat tidak bisa menerima keadaannya yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga. Dia merasa bahwa Tuhan tidak adil. Dia ingin tinggi dan besar seperti Mangga. Pada suatu hari Tomat bangun dan menyadari ada yang berubah dalam tubuhnya. Dia pun melihat bahwa ternyata dia sudah berbuah. Ada buah-buah kecil yang tumbuh di ujung ranting-rantingnya. Pohon Tomat dengan bangganya menemui Pohon Mangga dan memamerkan buahnya. Pohon Mangga yang memang belum waktunya berbuah pun iri dengan buah yang tumbuh di Pohon Tomat. Pohon Mangga sedih karena dia tidak memiliki buah. Kesedihan yang akhirnya membuat dia mengurung diri. Hari berganti hari, Pohon Tomat akhirnya berbuah dengan lebatnya. Pohon Mangga yang melihat di kejauhan tetap dalam kesedihannya. Dia hanya meratap nasibnya yang tidak memiliki buah. Dia masih berharap bisa cepat memiliki buah supaya bisa pamer dengan Pohon Tomat. Akhirnya Pohon Tomat memiliki buah yang ranum dan siap dipetik. Akhirnya buah di Pohon Tomat dipetik oleh manusia tanpa meninggalkan satu buah pun. Pohon Tomat dengan bangga merasa senang bahwa dirinya telah memberikan manfaat bagi manusia. Pohon Mangga yang masih mengurung diri di kamar tiba-tiba mendengar berita yang menyedihkan. Pohon Tomat yang adalah sahabat karibnya telah mati. Pohon Mangga yang penasaran akhirnya bertanya kepada Pohon Beringin Tua, pohon tua yang bijaksana. Usia pohon ini sudah ratusan tahun dan punya pengetahuan yang luas. "Pohon Tomat memang cepat menghasilkan buah. Namun, usianya hanya sampai dia berbuah. Setelah dipanen buah-buahnya, maka Pohon Tomat akan mati. Usianya tidak lebih dari 5 bulan." Kata Pohon Beringin Tua menjawab pertanyaan Pohon Mangga. "Lalu mengapa aku belum berbuah juga?? Tanya Pohon Mangga penasaran. "Kamu itu memang lama baru bisa berbuah. Pada usia 4 atau 5 tahunlah dirimu baru berbuah. Usiamu juga bisa bertahan lama sampai puluhan tahun." Terang Pohon Beringin Tua. "Kamu harus bisa menerima dirimu apa adanya. Pohon Mangga tetap adalah Pohon Mangga, begitu juga dengan Pohon Tomat tetap adalah Pohon Tomat. Temanmu Pohon Tomat juga pernah iri melihat tubuhmu yang tinggi dan besar, setelah dijelaskan dia tetap tidak mau menerima. Sekarang tergantung dirimu apakah mau menerima atau tidak keadaan dirimu." Kata Pohon Beringin Tua menambahkam. "Berapa Pohon yang bertanya akan hal ini??" Tanya Pohon Mangga seraya berbisik. "Semua Pohon." Kata Pohon Beringin Tua. Pohon Mangga akhirnya pulang dengan pemahaman baru dalam hidupnya. Dia tidak lagi iri dengan keadaan pohon-pohon lain yang punya kelebihan dibandingkan dirinya. Karena setiap pohon ternyata punya kekurangan masing-masing juga. Tetapi yang lebih penting, Pohon Mangga disadarkan bahwa setiap pohon diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Kita harus bangga dengan keadaan diri kita apa adanya. KISAH SI POHON APEL DAN SI CACING Illustrasi agus karianto Saat pagi buta ketika matahari belum menampakkan sinar kehangatannya, nampak seekor cacing berjalan-jalan di sela-sela akar pohon apel. Dia bergerak ke kiri dan ke kanan. Berkali-kali kepalanya membentur akar pohon apel. Hal ini membuat pohon apel terbangun karena tidurnya terganggu. Dan tanpa pikir panjang, benda yang mengganggu akarnya dilemparkan jauh-jauh. "Wushhhhh..." Dan si cacing terkejut karena tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara dan jatuh ke atas tanah. "Aughh....sakiiit! Sialan, pagi-pagi tubuhku sudah dilemparkan pohon apel!" teriak si Cacing. "Dasar apel sialan! Tubuhku jadi sakit, nih!" "Ooo jadi kamu yang mengganggu tidurku, ya?!" bentak pohon apel. "Rasain tuh! Memangnya ngapain kamu pagi-pagi sudah mengganggu tidurku ? Kini aku jadi tidak bisa tidur lagi, khan !" "Tapi....badanku jadi sakit semua, Pel! Awas ya... kamu harus bertanggung jawab kalau tubuhku sampai patah tulang." "Hihihihi....Lalu, maumu apa, Cing?" "Pokoknya aku minta keadilan. Aku minta ganti rugi....ganti rugi....." "Lho, kamu yang salah kok aku yang dimintai ganti rugi? Mana ada ceritanya di dunia ini yang salah mendapat ganti rugi atas kesalahannya sendiri?" Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Pembahasan Interaksi antara benalu dan pohon mangga yaitu benalu mengambil air dan mineral dari pohon mangga, sedangkan pohon mangga akan semakin mati karena kekurangan air dan nutrien. Jenis interaksi antarmakhluk hidup yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya ini disebut simbiosis parasitisme.
Di salah satu bagian hutan Kalimantan, sebatang pohon jati masih berdiri kokoh diantara beberapa jenis pohon yang tersisa. Raut wajah pohon jati tampak murung. “Cuit cuit cuit…!” suara burung pipit datang dan bertengger pada ranting pohon jati itu. “Kenapa kau tampak murung teman?” tanya Burung Pipit. “Aku sedih segerombolan manusia sudah menebang semua teman-temanku. Sekarang pohon jati yang tersisa hanya aku,” jawab Pohon Jati sedih. “Mengapa mereka menebang teman-teman mu?” tanya si Burung Pipit. “Karena badan pohon jati yang kuat ini menghasilkan banyak manfaat untuk kehidupan manusia sehari-hari. Mereka mengubahku menjadi berbagai macam perlengkapan rumah,” jawab Pohon Jati putus asa. “Tetapi, para manusia itu tidak memikirkan kelanjutan hidup dari pohon-pohon jati dan juga pohon-pohon lainnya di hutan ini. Karena hutan ini sekarang telah menjadi gundul.” Sejenak suasana mejadi hening. “Lihat disana!!” tiba-tiba terdengar suara manusia mengejutkan pohon jati dan burung pipit. Ternyata sekelompok anak dan satu orang dewasa datang menghampiri ke arah pohon jati. Pohon jati dan burung pipit ketakutan. Pohon jati lalu berpikir, apakah dirinya juga akan bernasip seperti teman-temannya? “Ini dia, pohon jati seperti gambar yang ditunjukkan ibu guru,” ujar Una salah seorang anak. “Tetapi mengapa pohon jati ini hanya ada satu di hutan yang luas ini?” lanjutnya keheranan. “Coba kamu lihat di sekeliling pohon jati ini,” tangan ibu guru lalu menunjuk-nunjuk kearah lahan bekas pohon-pohon jati lainnya yang telah ditebang. “Pada awalnya jumlah pohon jati di sini banyak. Tapi segelintir manusia yang tidak bertanggung-jawab lalu menebang pohon-pohon tersebut tanpa menggantinya dengan bibit pohon yang baru,” sambung ibu guru. “Jadi mereka sama saja merusak tempat tinggal hewan-hewan di hutan ini ya bu?” seru Nino. “Iya benar. Dan bukan itu saja, para penebang itu juga telah merusak hutan sebagai paru-paru bumi. Karenanya hutan menjadi gundul. Maka dari itu kita hari ini kan menanam bibit-bibit pohon jati di hutan yang gundul ini,” ujar ibu guru. Mendengar perkataan ibu guru tersebut, si pohon jati merasa bahagia. Ternyata masih ada manusia yang perduli dengan alam sekitarnya. “Ayo kita tanam, agar pohon jati ini memiliki teman,” seru Una dengan semangat. “Iya, ayo-ayo segera kita tanam, agar hewan-hewan disini kembali memiliki tempat tinggal yang layak,” timpal Nino menyemangati teman-temannya yang lain. Satu persatu bibit pohon jati pun mulai ditanam. Si pohon jati dan burung pipit pun merasa bahagia melihat para manusia itu menanami kembali lahan hutan yang telah gundul dengan bibit-bibit pohon baru. * Penulis Majdina Pendongeng Paman Gery paman_gery Ilustrasi Regina Primalita
sLfVl. ik9n7x49h3.pages.dev/402ik9n7x49h3.pages.dev/124ik9n7x49h3.pages.dev/499ik9n7x49h3.pages.dev/413ik9n7x49h3.pages.dev/318ik9n7x49h3.pages.dev/66ik9n7x49h3.pages.dev/191ik9n7x49h3.pages.dev/286
dongeng pohon mangga dan pohon ara